KBN — Salah satu bahan baku baterai kendaraan listrik yang tidak dimiliki Indonesia adalah lithium. Sisanya seperti nikel, kobalt, mangan dan besi baja sangat melimpah.
Merespon kondisi itu, pemerintah berencana membangun pabrik lithium baterai dalam waktu dekat. Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves), Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (20/3).
“Kita ini akan memproduksi lithium baterai. Tapi teknologi itu rupanya berkembang cepat. Sekarang sudah mulai masuk juga pasar lithium ferro phosphate atau LFP,” ujar Luhut.
Meski begitu, dia masih optimis lantaran Indonesia juga memiliki cadangan besi yang cukup melimpah. Diketahui, lithium jenis LFP atau lithium iron phosphate battery ((LiFePO4) adalah jenis baterai yang bebas perawatan yang dapat diisi ulang.
“Yang kebetulan juga kita memiliki besi yang cukup banyak. Jadi lithium ferro phosphat ini akan produksi di Indonesia. Kebetulan lagi, kita sudah memproduksi lithium processing plant di Morowali yang berkapasitas 60 ribu ton per tahun, salah satu terbesar di dunia,” imbuh dia.
Menurut Luhut, percepatan ekosistem kendaran listrik ini untuk masa depan energi dan kondisi lingkungan Indonesia yang lebih baik. Mengingat kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) memiliki segudang manfaat seperti mengurangi impor BBM fosil, menekan emisi gas rumah kaca, membuka lapangan kerja dan sebagainya.
“Jadi kita sekarang akan memasuki dua bidang ini. Kebetulan kerja sama kita dengan CATL. Kita membangun ekosistem di dalam energi baru yang menggantikan fosil tadi,” bebernya.
Diketahui, Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL), perusahaan baterai kendaraan listrik asal Tiongkok, lewat anak usahanya yaitu Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL) telah meneken perjanjian kerangka kerja atau framework agreement dengan anak usaha PT Aneka Tambang (Antam), PT Industri Baterai Indonesia (IBC) dalam pengembangan ekosistem EV battery (electric vehicle battery) yang terintegrasi di Indonesia.
Kerja sama ini mencakup kegiatan pertambangan bijih nikel hingga industri daur ulang baterai pada tanggal 14 April 2022. (tambang/bar)